Inventarisasi
Inventaris adalah suatu daftar semua fasilitas yang ada di seluruh bagian, termasuk gedung dan isinya. Inventarisasi bertujuan untuk memberi tanda pengenal bagi semua fasilitas di industri.
Inventaris yang dibuat harus mengandung informasi yang jelas dan mudah dimengerti dengan cepat, sehingga dapat membantu kelancaran pekerjaan. Dengan demikian pekerjaan perawatan akan lebih mudah.
Contoh lembar inventaris yang cukup lengkap ditunjukkan oleh gambar 1. Keterangan kolomnya adalah sbb:
- Nomor Identitas : Penomoran atau kode identitas yang tertulis pada tiap bagian harus mempunyai arti positif.
- Keterangan Fasilitas : berisi keterangan singkat mengenai informasi pokok dari peralatan. Kalau memungkinkan pelat nama dari mesin dapat dicantumkan.
- Lokasi : menunjukkan departemen, seksi atau tempat peralatan berada, misalnya: bengkel perawatan, ruang pompa dsb.
- Kelompok : untuk mengelompokkan jenis peralatan menurut bagiannya, termasuk bagian mesin atau listrik.
- Tingkat Prioritas. Tingkat prioritas ditentukan dari No. 1 sampai 5, yang menunjukkan urutan order berdasarkan tingkat kepentingannya dalam menunjang proses produksi.
- Prioritas no. 1: untuk peralatan-peralatan yang efisiensi kerjanya sangat vital.
- Bila terjadi kerusakkan dari salah satu bagian ini dapat cepat mempengaruhi atau menghentikan produksi.
- Prioritas no. 2: Kerusakan yang terjadi pada salah satu bagian ini tidak cepat menganggu proses produksi, tetapi lama kelamaan dapat menganggu.
- Prioritas no. 3 dan 4: Sama dengan prioritas no. 2 dalam kepentingan ordernya.
- Prioritas no. 5: Pabrik tidak mengalami kemacetan produksi dan tidak menimbulkan bahaya apapun karena pemakaian alat ini tidak menunjang langsung proses produksi.
> Keterangan : Catatan-catatan yang harus dibuat harus dapat menunjang dalam perencanaan perawatan.
Identifikasi Fasilitas Industri
a. Simbol Identitas
Dalam pemberian identitas, perlu diperhatikan supaya jangan terjadi penandaan yang mempunyai arti sama pada peralatan yang berbeda. Tiap bagian harus diidentifikasikan dengan suatu simbol yang mengandung arti jelas menurut instruksi, catatan, kartu pekerjaan, spesifikasi, laporan dan lain-lainnya.
Hal-hal penting dalam pemberian identitas adalah:
1. Tidak terjadi kesalahan dalam pemberian identitas pada bagian yang dimaksud.
2. Pemberian identitas pada masing-masing bagian mempunyai arti yang ada kaitannya dengan dokumen.
3. Melokasikan tanda-tanda yang dimaksud pada bagian-bagian yang mudah terlihat.
4. Identifikasi menunjukkan departemen, seksi, kelompok atau jenis dari bagian-bagian yang dimaksud.
Identitas yang diberikan dapat diberikan dengan kode warna, bentuk, pola, nama, huruf, angka atau gabungan dari semuanya.
Berikut ini adalah contoh dalam pemberian kode identitas pada tiap departemen.
- Pengecoran logam (Foundry) : F
- Ruang Penyimpanan alat (Toolroom) : T
- Bengkel Mesin (Machine shop) : M
- Ruang Ketel (Boiler Room) : B
Identitas dengan kode M 42 artinya:
M : Departemen Bengkel atau mesin
42 : Nomor bagian di dalam departemen
M 42 : Menunjukkan nomor bagian 42 di dalam bengkel mesin.
Pemakaian metode identifikasi diatas ada kelemahannya, karena kode identitas tersebut hanya dapat menunjukkan informasi yang terbatas, dan huruf abjad sulit disesuaikan dengan sistem mekanisasi.
Suatu pendekatan dasar dalam pembuatan identitas menurut angka dapat diterapkan pada mesin-mesin perkakas di industri besar yang terdiri dari beberapa departemen. Sebagai contoh:
- Dua angka pertama menunjukkan lokasi mesin, misalnya : departemen.
- Dua angka berikutnya menunjukkan jenis mesin, misalnya : mesin bubut, mesin frais dsb.
- Dua angka terakhir menunjukkan nomor mesin dalam kelompok jenisnya, misalnya : mesin bubut no. 1, mesin bubut no. 2 , dsb.
Sebagai contoh masing-masing kelompok angka diindek seperti berikut:
Contoh indek lokasi :
01 Bengkel Mesin
02 Bengkel Las
03 Bengkel Pengepasan
04 Bengkel Pola
05 Bengkel Pengecoran Logam
06 Bengkel Press
07 Ruang Ketel
08 Ruang Kompressor
09 Bengkel Perawatan
Contoh Indek Jenis Mesin:
01 Mesin Bubut
02 Mesin Frais Universal
03 Mesin Sekrap
04 Mesin Perata
05 Mesin Gerinda Datar
06 Mesin Gerinda Silinder
07 Mesin Bor, dst
Contoh Penerapan :
b. Penandaan Fasilitas
Bila suatu bagian dari fasilitas perlu diberi kode identifikasi, maka penandaannya tersebut harus jelas dan metode pembuatan tanda-tanda harus berdasarkan standar yang berlaku dalam lingkungan pabrik.
Daftar Fasilitas
Daftar fasilitas adalah suatu catatan mengenai data-data teknik dari suatu peralatan. Daftar fasilitas ini bisa dipakai sebagai referensi untuk:
- Menetapkan spesifikasi yang asli, kinerja semula.
- Menetapkan batas yang direkomendasikan, pengepasan, toleransi.
- Membantu dalam pelayanan suku cadang dan cara pemasangannya yang benar.
- Meyediakan informasi yang diperlukan untuk rencana pemindahan, relokasi, sistem pondasi yang aman dan lay-out pabrik.
Keterangan pada pelat nama dan informasi dari pabrik pembuatnya dapat dijadikan dasar untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan. Gambar 1, menunjukkan contoh informasi yang didapat dari data suatu motor listrik.
Dengan adanya spesifikasi pekerjaan, maka penyelesaian tugas perawatan akan lebih mudah, terarah dan sesuai yang ditentukan. Setiap tugas yang dicatat dalam daftar rencana perawatan dapat dikelompokkan secara khusus menurut jenis pekerjaannya. Seperti contoh diatas, dikelompokkan atas: Servis A Harian, dan Servis B Mingguan.
Program perawatan adalah suatu daftar lokasi setiap pekerjaan perawatan berikut dengan penentuan waktu pelaksanaannya masing-masing. Program perawatan merupakan susunan daftar kegiatan perawatan untuk setiap peralatan yang tercatat. Tujuan pembuatan program perawatan adalah:
a. Untuk menerapkan pekerjaan yang direncanakan:
- Meratakan beban kerja perawatan yang terjadi dalam setahun.
- Menjamin agar tidak terjadi kelalaian pekerjaan perawatan pada suatu peralatan.
- Menjamin bahwa frekuensi perawatan yang dilakukan berdasarkan kebutuhannya masing-masing.
- Mengkoordinasikan pekerjaan perawatan untuk peralatan yang saling berhubungan.
- Mengkoordinasikan pekerjaan perawatan dengan kebutuhan produksi.
b. Mengajukan semua kebutuhan untuk pekerjaan perawatan, mengadakan program yang dijalankan untuk waktu sekarang dan berikutnya (dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Membantu usaha dalam perencanaan suku cadang, tenaga kerja yang dibutuhkan dan pengontrolan anggarannya.
c. Untuk meningkatkan pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan (dalam jangka pendek).
- Merumuskan rencana kerja mingguan (dalam waktu dekat)
- Memberikan peluang waktu untuk kegiatan produksi.
- Menyediakan waktu untuk pengawasan pekerjaan, suku cadang, sub kontraktor, dan lain- lain.
Program perawatan harus dibuat dengan jangka waktu yang fleksibel, biasanya ditentukan berdasarkan periode tahunan. Bila pengoperasian pabrik dapat berlangsung selama dua tahun atau tiga tahun, maka rencana program untuk pekerjaan perawatan-perawatan yang besar (overhaul) dapat diperpanjang periode waktunya.
Dalam mempersiapkan program perawatan ini perlu dikonsultasikan bersama departemen produksi untuk dipertimbangkan dengan jadwal produksi. Sehingga dengan demikian kegiatan perawatan tidak menganggu pelaksanaan kegiatan produksi.
Perencanaan Waktu Perawatan
Pelayanan perawatan pada masing-masing peralatan perlu diseimbangkan, tidak terlalu kurang dan tidak terlalu lebih. Perawatan terlalu kurang (under maintained) dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan yang lebih awal, sedangkan terlalu banyaknya perawatan (over maintained) dapat menimbulkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak diperlukan sehingga terjadi pemborosan.
Frekuensi pekerjaan perawatan dapat ditentukan berdasarkan:
a. Menurut skala waktu kalender, misalnya:
- Mingguan
- Bulanan
- Kwartalan
- Tahuan, dst.
b. Menurut waktu operasi:
- Jam operasi
- Jumlah putaran operasi
- Jarak tempuh
Catatan Historis
Catatan historis adalah suatu dokumen yang menginformasikan tentang semua pekerjaan yang telah dilakukan pada peralatan.
Keberhasilan suatu sistem hanya dapat dievaluasi dari hasil yang telah dicapai, fakta-fakta ini merupakan keputusan yang diambil untuk tindakan selanjutnya.
Informasi mengenai data perawatan dimasukkan dan disimpan pada kartu catatan historis. Pencatatan mengenai kejadian-kejadian dalam perawatan harus dibuat menurut kondisi fasilitas atau bagian yang dirawat. Dalam hal ini perlu ditentukan :
- Informasi apa yang harus dicatat
- Bagaimana informasi harus dicatat dan disimpan
Informasi pokok yang perlu dicatat adalah: nama fasilitas, nomor identitas, lokasi
dan keterangan lainnya yang diperlukan. Contoh format kartu catatan historis dapat dilihat pada gambar 4.
Informasi yang dicatat pada kartu catatan historis adalah:
- Inspeksi, perbaikan, pelayanan dan penyetelan yang dilakukan.
- Kerusakan dan kegagalan, akibatnya, penyebabnya, tindakan perbaikan yang dilakukan.
- Pekerjaan yang dilakukan pada fasilitas, komponen-komponen yang diperbaiki atau diganti.
- Kondisi keausan, kebocoran, korosi dan lain-lain.
- Pengukuran-pengukuran yang dilakukan, clearance, hasil pengujian dan inspeksi.
- Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk perawatan atau perbaikan yang dilakukan.
Comments
Post a Comment